19 Mei 2008

MENGAPA HARUS MENYEGEL SPBU DAN SANDERA MOBIL TANGKI BBM?


Penolakan terhadap rencana kebijakan kenaikan BBM saat ini ditandai dengan upaya Massa untuk menyegel SPBU dan menyandera mobil tangki transportir BBM.

Di TANGERANG Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Jaringan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah seperti PMII dan HMI melakukan aksi di depan SPBU 34.15419 di Jalan Ciputat Raya, Tangerang, Banten.Rencananya dalam aksi menolak kenaikan harga BBM itu para mahasiswa ingin melakukaan penyegelan di SPBU itu namun aksi itu batal lantaran dijaga ketat aparat kepolisian dari wilayah Ciputat.Kesal aksinya dihadang mahasiswa kemudian melakukan aksi memantati aparat kepolisian. Beberapa Petugas yang melihat aksi tersebut sebagian hanya tersenyum sinis dan sebagian memalingkan wajahnya dengan mukam masam.

Di MAKASAR, massa mahasiswa Universitas Islam Negeri Alauddin yang menggelar aksi demo di depan kantor Bank Indonesia Makassar, Sulawesi Selatan. Demo yang diikuti Pembantu Rektor III UIN Alauddin diwarnai pembakaran ban, serta menyandera sebuah mobil tangki.
Bentrok massa dan aparat tidak terhindar saat aparat berupaya membubarkan massa. Terjadi aksi saling dorong dan pukul antara massa dengan polisi terjadi. Tiga mahasiswa ditangkap. Unjuk rasa di Makassar berlangsung setidaknya di sejumlah titik, antara lain di kantor DPRD Sulsel, kantor BI, kantor Pertamina, Monumen Mandala, kediaman Jusuf Kalla, kampus UIN Alauddin, SPBU Pettarani, dan Pantai Losari.

Di CIREBON, Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Penyelamat Reformasi (GMPR), Jumat (9/5) kemarin menggelar demo terkait rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) awal Juni mendatang. Aksi mahasiswa tersebut dilakukan di depan Kantor Hiswanamigas di Jl Diponogoro.
Mahasiswa menilai kebijakan pemerintah tersebut tidak tepat dan tidak berpihak kepada rakyat, mengingat kondisi perekonomian Indonesia yang terpuruk dan masih banyak rakyat yang menderita karena kemiskinan.

Unjuk rasa mahasiswa ini diawali dengan mendatangi kantor Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswanamigas) Cirebon sebagai pihak yang berperan mendistribusikan BBM agar turut serta menolak kenaikan harga BBM. Usai berorasi di depan Kantor Hiswanamigas, mahasiswa mendatangi SPBU 34-45149 di Jl Diponegoro yang letaknya berseberangan dengan kantor Hiswanamigas dan mahasiswa pun melakukan penyegelan.

Famplet dan poster-poster yang bertuliskan "Disegel oleh rRakyat" di tempel di beberapa sudut SPBU 34-45149. Aksi mahasiswa tersebut kontan menyebabkan antrean kendaraan yang hendak mengisi bahan bakar. Bahkan, beberapa kendaraan memutuskan untuk memutar arah karena aksi unjuk rasa tersebut.

Di MOJOKERTO, gelombang aksi unjuk rasa menolak kenaikkan BBM (bahan bakar minyak) oleh pemerintah, akhirnya digelar kalangan aktivis mahasiswa di Mojokerto. Dalam aksi yang dilakukan puluhan peserta mengatasnamakan Comando Barisan Rakyat (Cobra), diwarnai "penyegelan" sebuah SPBU. Mereka memasang poster segel, tepat di saat beberapa karyawan SPBU di Jl Bhayangkara Kota Mojokerto sedang melayani kepadatan pembeli. Tak pelak, baik pengelola maupun konsumen yang sedang berada di SPBU dibuat ketar-ketir. " SPBU ini adalah milik rakyat. Sudah seharusnya dikembalikan pada rakyat!," teriak Sirro salah satu peserta yang memasang poster segel.

Apa yang salah dengan SPBU dan Mobil tangki? Bukankah mereka adalah para ujung tombak penyaluran BBM untuk rakyat?

Tidak ada komentar: