JUAL SOLAR KE INDUSTRI, SPBU DI JAKARTA DISEGEL
Sumber : Metro TV – 5 Maret 2008
Jakarta:
Direktorat Reserse dan Kriminal Polda Metro Jaya menyegel sebuah SPBU di JL Raya Tubagus Angke, Tambora, JakBar pada hari Rabu, 5 Maret kemarin. Polisi pun menyita 6 buah drum berisi solar yang masing-masing berukuran 1,2 ton.
Alasan penyegelan ini adalah bahwa pengelola SPBU menjual ribuan liter solar bersubsidi ke industri sedangkan peruntukannya adalah untuk kendaraan pribadi dan angkutan umum. Penyalahgunaan penjualan solar bersubsidi ini dinilai telah berlangsung setidaknya satu tahun dengan jumlah pasokan per hari mencapai 1,2 ton.
Polisi pun menangkap lima tersangka atas perbuatan melanggar hukum ini, yaitu : pengawas SPBU, operator, sopir dan kenek pembawa solar.
****
KAPOLRES BASEL PANGGIL PEMILIK SPBU
Sumber : Kompas – 5 Maret 2008
TOBOALI :
Dengan melonjaknya harga timah saat ini berakibat pada semakin langkanya solar bersubsidi di SPBU, APMS, maupun PSPD di Kabupaten Basel karena disinyalir dipakai untuk kebutuhan industri pertambangan.
Tingginya harga solar yang mencapai Rp 150.000 per jeriken 16 liter sangat menyulitkan warga yang menggunakan bahan baker diesel untuk keperluan transportasi maupun penerangan. Hal itulah yang menjadi perhatian Kapolres AKBP Norman Widjajadi Sik.
Berangkat dari permasalahan tersebut, Kapolres Bangka Selatan hari ini Kamis, 6 Maret mengundang para pemilik SPBU, APMS, PSPD se Kabupaten Bangka Selatan bertempat di Mapolres Basel mengadakan sosialisasi yang mengacu pada UU nomor 22 tahun 2001 tentang minyak dan gas bumi juga MoU antara Kapolri dengan Pertamina.
Kapolres Basel sangat mengharapkan kehadiran pemilik SPBU, APMS, PSPD serta pangkalan minyak tanah. Jika setelah kegiatan sosialisasi ini masih saja terjadi pelanggaran atas penyaluran BBM bersubsidi maka pihak kepolisian Bangka Selatan akan melakukan tindakan tegas berupa penertiban/penangkapan.
****
MASIH BANYAK SPBU DI WILAYAH OI LAYANI PEMBELIAN DRUM
Sumber : Sriwijaya Pos – 3 Maret 2008
Sejumlah SPBU yang ada di wilayah Kabupaten Ogan Ilir (OI), masih melayani pembelian BBM, baik Premium maupun solar, menggunakan dirigen, drum hingga truk yang membawa tangki. Diduga pembelian BBM tersebut illegal, karena dilakukan secara diam-diam.
Menurut laporan harian Sripo, pada Sabtu (1/3) kemarin, beberapa SPBU itu, diantaranya di SPBU di jalan raya Lintas Inderalaya di daerah Pipa Bengkok dan Pulau Semambu, Kecamatan Inderalaya Utara. Kendaraan mobil yang membawa jerigen dan drum hingga truk membawa tangki ini biasanya mengisi di waktu malam hari, ketika tidak banyak pengendara yang mengisi kendaraannya di sana.
Para pemilik kendaraan ini dengan mudah membeli BBM di tempat tersebut. Cukup memarkir di depan pompa BBM, menurunkan jerigen dan memarkirkan kendaraan di dalam kompleks SPBU. Selanjutnya jerigen tadi satu persatu diisi dan dibawa naik ke dalam kendaraan. Sementara untuk truk yang membawa drum, pengisian dilakukan lebih hati-hati. Pada saat mengisi drum, biasanya truk ditutupi oleh kendaraan lebih besar, seperti truk beroda dua belas.
Petugas SPBU Pipa Bengkok yang tidak ingin disebutkan namanya, mengaku, mereka biasa melakukan pengisian bensin atau solar. Petugas ini menampik, jika mereka memberlakukan tarif lebih untuk BBM yang mereka jual. Namun mereka tidak menampik, biasanya mereka mendapat uang rokok.
Warga sekitar SPBU Pulau Semambu menambahkan, hampir setiap tengah malam, melakukan pengisian solar. Truk membawa solar ini biasanya memarkirkan kendaraan mereka di seputaran SPBU.
“Biasanya truk yang membawa drum dari perusahaan, karena ada yang mengawal menggunakan seragam sekuriti. Tapi, ada juga tidak dikawal,” jelas warga tadi, mendukung rencana Polda yang akan menyelidiki SPBU yang menjual BBM ke industri.
“Pantas, masyarakat yang ingin beli bensin, cepat habis. Padahal BBM tadi kan, subsidi untuk masyarkat kecil. Bukan untuk industri,” jelas warga tadi. (ono/SRIPO)
****
POLISI GEREBEK LOKASI PENGOPLOSAN BBM
Sumber : Liputan6 – 5 Maret 2008
Bogor:
Sebuah gudang penimbunan bahan bakar minyak di Bogor, Jawa
Barat, yang diduga menjadi lokasi pengoplosan BBM digerebek polisi. Gudang ini terletak di Jalan Narogong, Kampung Tegal, Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Di gudang milik Amin ini tersimpan belasan drum berisi minyak tanah dan belasan jeriken oli. Semua itu diduga akan digunakan untuk mengoplos BBM untuk dijual ke sejumlah industri di Bogor.
Modus operandi tersangka adalah membeli minyak tanah dari beberapa agen dan pengecer. Selanjutnya, minyak tanah ditimbun di gudang yang berada di sekitar pangkalan truk. Kepada polisi, tersangka membantah telah mengoplos BBM karena yang dilakukannya selama puluhan tahun hanya menjual minyak tanah kepada masyarakat. Adapun buat pengusutan lebih lanjut, polisi kemudian mengangkut belasan drum BBM tersebut ke Markas Kepolisian Sektor Klapanunggal.
****
Warga Surabaya Kini Antre Minyak Tanah
Sumber : Liputan6 – 5 Maret 2008
Surabaya:
Imbauan pemerintah agar masyarakat beralih dari menggunakan minyak tanah ke bahan bakar elpiji tampaknya belum membawa hasil maksimal. Lihat saja antrean warga di banyak pangkalan minyak tanah di Surabaya, Jawa Timur.
Mereka rela menunggu untuk mendapatkan minyak tanah seharga Rp 2.500 setiap liternya karena harga di luar pangkalan saat ini rata-rata Rp 2.700 per liter. Adanya kenaikan harga dikarenakan pasokan minyak tanah yang dikurangi dan diganti dengan elpiji.
Jumlah pasokan minyak tanah yang tidak menentu ini akhir-akhir ini
memang dikeluhkan para pemilik pangkalan. Sementara pihak Pertamina Unit Pemasaran Surabaya mengaku sengaja mengurangi pasokan minyak tanah di enam kecamatan dari 31 kecamatan yang ada di Kota Surabaya.
Sumber : Metro TV – 5 Maret 2008
Jakarta:
Direktorat Reserse dan Kriminal Polda Metro Jaya menyegel sebuah SPBU di JL Raya Tubagus Angke, Tambora, JakBar pada hari Rabu, 5 Maret kemarin. Polisi pun menyita 6 buah drum berisi solar yang masing-masing berukuran 1,2 ton.
Alasan penyegelan ini adalah bahwa pengelola SPBU menjual ribuan liter solar bersubsidi ke industri sedangkan peruntukannya adalah untuk kendaraan pribadi dan angkutan umum. Penyalahgunaan penjualan solar bersubsidi ini dinilai telah berlangsung setidaknya satu tahun dengan jumlah pasokan per hari mencapai 1,2 ton.
Polisi pun menangkap lima tersangka atas perbuatan melanggar hukum ini, yaitu : pengawas SPBU, operator, sopir dan kenek pembawa solar.
****
KAPOLRES BASEL PANGGIL PEMILIK SPBU
Sumber : Kompas – 5 Maret 2008
TOBOALI :
Dengan melonjaknya harga timah saat ini berakibat pada semakin langkanya solar bersubsidi di SPBU, APMS, maupun PSPD di Kabupaten Basel karena disinyalir dipakai untuk kebutuhan industri pertambangan.
Tingginya harga solar yang mencapai Rp 150.000 per jeriken 16 liter sangat menyulitkan warga yang menggunakan bahan baker diesel untuk keperluan transportasi maupun penerangan. Hal itulah yang menjadi perhatian Kapolres AKBP Norman Widjajadi Sik.
Berangkat dari permasalahan tersebut, Kapolres Bangka Selatan hari ini Kamis, 6 Maret mengundang para pemilik SPBU, APMS, PSPD se Kabupaten Bangka Selatan bertempat di Mapolres Basel mengadakan sosialisasi yang mengacu pada UU nomor 22 tahun 2001 tentang minyak dan gas bumi juga MoU antara Kapolri dengan Pertamina.
Kapolres Basel sangat mengharapkan kehadiran pemilik SPBU, APMS, PSPD serta pangkalan minyak tanah. Jika setelah kegiatan sosialisasi ini masih saja terjadi pelanggaran atas penyaluran BBM bersubsidi maka pihak kepolisian Bangka Selatan akan melakukan tindakan tegas berupa penertiban/penangkapan.
****
MASIH BANYAK SPBU DI WILAYAH OI LAYANI PEMBELIAN DRUM
Sumber : Sriwijaya Pos – 3 Maret 2008
Sejumlah SPBU yang ada di wilayah Kabupaten Ogan Ilir (OI), masih melayani pembelian BBM, baik Premium maupun solar, menggunakan dirigen, drum hingga truk yang membawa tangki. Diduga pembelian BBM tersebut illegal, karena dilakukan secara diam-diam.
Menurut laporan harian Sripo, pada Sabtu (1/3) kemarin, beberapa SPBU itu, diantaranya di SPBU di jalan raya Lintas Inderalaya di daerah Pipa Bengkok dan Pulau Semambu, Kecamatan Inderalaya Utara. Kendaraan mobil yang membawa jerigen dan drum hingga truk membawa tangki ini biasanya mengisi di waktu malam hari, ketika tidak banyak pengendara yang mengisi kendaraannya di sana.
Para pemilik kendaraan ini dengan mudah membeli BBM di tempat tersebut. Cukup memarkir di depan pompa BBM, menurunkan jerigen dan memarkirkan kendaraan di dalam kompleks SPBU. Selanjutnya jerigen tadi satu persatu diisi dan dibawa naik ke dalam kendaraan. Sementara untuk truk yang membawa drum, pengisian dilakukan lebih hati-hati. Pada saat mengisi drum, biasanya truk ditutupi oleh kendaraan lebih besar, seperti truk beroda dua belas.
Petugas SPBU Pipa Bengkok yang tidak ingin disebutkan namanya, mengaku, mereka biasa melakukan pengisian bensin atau solar. Petugas ini menampik, jika mereka memberlakukan tarif lebih untuk BBM yang mereka jual. Namun mereka tidak menampik, biasanya mereka mendapat uang rokok.
Warga sekitar SPBU Pulau Semambu menambahkan, hampir setiap tengah malam, melakukan pengisian solar. Truk membawa solar ini biasanya memarkirkan kendaraan mereka di seputaran SPBU.
“Biasanya truk yang membawa drum dari perusahaan, karena ada yang mengawal menggunakan seragam sekuriti. Tapi, ada juga tidak dikawal,” jelas warga tadi, mendukung rencana Polda yang akan menyelidiki SPBU yang menjual BBM ke industri.
“Pantas, masyarakat yang ingin beli bensin, cepat habis. Padahal BBM tadi kan, subsidi untuk masyarkat kecil. Bukan untuk industri,” jelas warga tadi. (ono/SRIPO)
****
POLISI GEREBEK LOKASI PENGOPLOSAN BBM
Sumber : Liputan6 – 5 Maret 2008
Bogor:
Sebuah gudang penimbunan bahan bakar minyak di Bogor, Jawa
Barat, yang diduga menjadi lokasi pengoplosan BBM digerebek polisi. Gudang ini terletak di Jalan Narogong, Kampung Tegal, Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Di gudang milik Amin ini tersimpan belasan drum berisi minyak tanah dan belasan jeriken oli. Semua itu diduga akan digunakan untuk mengoplos BBM untuk dijual ke sejumlah industri di Bogor.
Modus operandi tersangka adalah membeli minyak tanah dari beberapa agen dan pengecer. Selanjutnya, minyak tanah ditimbun di gudang yang berada di sekitar pangkalan truk. Kepada polisi, tersangka membantah telah mengoplos BBM karena yang dilakukannya selama puluhan tahun hanya menjual minyak tanah kepada masyarakat. Adapun buat pengusutan lebih lanjut, polisi kemudian mengangkut belasan drum BBM tersebut ke Markas Kepolisian Sektor Klapanunggal.
****
Warga Surabaya Kini Antre Minyak Tanah
Sumber : Liputan6 – 5 Maret 2008
Surabaya:
Imbauan pemerintah agar masyarakat beralih dari menggunakan minyak tanah ke bahan bakar elpiji tampaknya belum membawa hasil maksimal. Lihat saja antrean warga di banyak pangkalan minyak tanah di Surabaya, Jawa Timur.
Mereka rela menunggu untuk mendapatkan minyak tanah seharga Rp 2.500 setiap liternya karena harga di luar pangkalan saat ini rata-rata Rp 2.700 per liter. Adanya kenaikan harga dikarenakan pasokan minyak tanah yang dikurangi dan diganti dengan elpiji.
Jumlah pasokan minyak tanah yang tidak menentu ini akhir-akhir ini
memang dikeluhkan para pemilik pangkalan. Sementara pihak Pertamina Unit Pemasaran Surabaya mengaku sengaja mengurangi pasokan minyak tanah di enam kecamatan dari 31 kecamatan yang ada di Kota Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar